DESA ADAT KASEPUHAN CIPTAGELAR.
TERLETAK di kabupaten Sukabumi Jawa Barat. Desa ini sangat lekat dengan peninggalan budaya nenek moyang. Masyarakat adat dari desa ini mayoritas hidup dari budidaya padi,yang mana sendi dari kehidupan adat didasari pada kalender siklus padi(Bappeda, 2018).
KAMPUNG ADAT CIPTAGELAR, yang merupakan kesepuhan Ciptagelar, terletak di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak, sukabumi, jawabarat. Kampung ini dihuni oleh lebih dari 32.000 warga, tersebar disekitar 568 kampung kecil, dan hidup dengan menjaga kearifan lokal yang telah diwariskan secara turun-temurun. pemimpin adat yang dikenal dengan debutan Abah ugi memegang peran penting dalam pengaturan kehidupan sosial dan spiritual, memastikan bahwa tradisi tetap terjaga. sebagai bagian dari masyarakat adat sunda, kampung adat Ciptagelar tidak hanya mempertahankan budaya dan tradisi, tetapi juga menjalin hubungan erat dengan alam yang menjadi sumber kehidupan.
KETAHANAN PANGAN MELALUI LEUIT
Keberlanjutan kehidupan masyarakat kampung adat Ciptagelar tidak hanya tercermin dalam adat dan budaya, tetapi juga dalam cara mereka menjaga ketahanan pangan. salah satu praktik yang masih dijaga dengan penuh kehati-hatian adalah Penggunaan leuit (lumbung padi), tempat penyimpanan hasil panen yang sangat penting untuk memastikan pasokan pangan yang stabil. setia keluarga menyisihkan sekitar 10% hasil panen tahunan untuk disimpan dalam leuit, yang secara kolektif mampu menampung hingga 80 yon beras. Leuit ini sangat penting, karena dapat mencukupi kebutuhan pangan masyarakat hingga 5 tahun bahkan dalam situasi kegagalan panen. teknik penyimpanan beras di leuit juga dirancang agar dapat bertahan hingga 30 tahun, menjaga ketahanan pangan di masa depan hingga sekarang mampu untuk 95 tahun kedepan.